Januari 06, 2008

get married?

Beberapa hari lalu aku mendapat telpon dari ibuku, mengabarkan bahwa ada undangan pernikahan dari seorang sahabat lama di semarang. Sekali lagi, dari kesejuta kalinya, aku dihadapkan pada tembok bertuliskan PERNIKAHAN. Memang seharusnya sebagai seorang perempuan dengan ranah Indonesia yang culturenya masih menganggap bahwa perempuan seusiaku ini sudah punya menikah&punya anak 2. Teman-temanku yang lajang satu per satu menggugurkan status lajangnya berganti dengan status menikah, ibuku sebenernya juga kawatir dengan sikap tenangku menghadapi status lajang ini. Tapi memang kenyataannya aku tidak terbebani. Semua sikapku ini berporos pada pengalaman, bukan ngawur. Apalagi adik kandungku sudah menikah terlebih dahulu, aku diberi ponakan yang lucu, apa lagi yang aku mau?! Aku bisa memanjakan dia, menganggapnya anak sendiri. Kalau terlalu menuntut diri sendiri untuk punya keluarga sendiri dan tuntutan itu tak pernah diamini oleh alam&Alloh, yang ada malah sakit hati. Betul tidak?!

Eiittts, dun get me wrong. Aku bukan lesbi. Aku straight. Aku respect sama lesbian2 disana, tapi aku perempuan pecinta binatang, dan pria adalah binatangnya. Aku setuju dengan Nietzche! lagipula bagiku lontong lebih enak daripada tempe.

GO WITH THE FLOW, FEEL THE WIND BLOW

Tidak ada komentar: